Selasa, 03 Desember 2013

Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan



 Download PDF Via Shared.com
 Download PDF  Via Zippyshare.com 

PAPER
Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan




NONI TRINANDA YULANDARI
2012-7171




AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
201207171









Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan dalam memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk pembaca.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.


                                                                             



Bandarlampung, 3 Desember 2013




Penulis







BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang..............................................................................................
1.2  Tujuan...........................................................................................................


BAB II PEMBAHASAN


2.1  Hal - Hal Yang Dapat Menyebabkan Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan......................................................................................................
2.2                        Hal – Hal yang Dapat Mengatasi Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA











                                                             BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan ketentuan yang ditentukan. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan psikologi pada masa kehamilan .

1.2  Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan memahami apa saja gangguan psikologi pada ibu hamil, sehingga kita dapat mengetahui apa yang di inginkan, di butuhkan oleh si ibu hamil.

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Hal - Hal Yang Dapat Menyebabkan Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan.

1.      Hamil Dengan Janin Mati

1.1  Pengertian
Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus. Jika janin sudah meninggal di dalam kandungan maka rahim tidak akan membesar lagi, pembesarannya akan berhenti sesuai dengan usia kehamilan saat janin meninggal. Misalya, janin meninggal pada usia kehamilan 12 minggu maka pembesaran rahim berhenti pada usia kehamilan 12 minggu, tidak akan membesar misalnya sampai usia kehamilan 20 minggu. Hal ini disebabkan karena pada janin mati, otomatis pertumbuhannya berhenti,sedangkan pembesaran uterus dimungkinkan karena adanya pertumbuhan janin.


1.2  Faktor Penyebab
1.2.1        Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
1.2.2        Preeklampsia dan eklampsia.
                  1.2.3        Perdarahan.

1.2.4        Kelainan kongenital (bawaan) bayi.
1.2.5        Hidrops Fetalis.
Hidrops Fetalis yakni akumulasi cairan dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga dada bisa menyebabkan hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh bayi mengalami pembengkakan atau terjadi kelainan pada paru-parunya.
1.2.6           Ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin.
Terutama pada golongan darah A, B, O. Kerap terjadi golongan darah anak A atau B, sedangkan Moms bergolongan O atau sebaliknya. Pasalnya, saat masih dalam kandungan darah Moms dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan darah ibunya, maka Moms akan membentuk zat antibodi.
1.2.7           Janin yang hiperaktif.
Gerakan janin yang berlebihan -apalagi hanya pada satu arah saja- bisa mengakibatkan tali pusat yang menghubungkan Moms dengan janin terpelintir. Akibatnya, pembuluh darah yang mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak hanya itu, tidak menutup kemungkinan tali pusat tersebut bisa membentuk tali simpul yang mengakibatkan janin menjadi sulit bergerak. Hingga saat ini kondisi tali pusat terpelintir atau tersimpul tidak bisa terdeteksi. Sehingga, perlu diwaspadai bilamana ada gejala yang tidak biasa saat hamil.
1.2.8            Gawat janin.
Bila air ketuban habis otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin dengan ibunya. Kondisi ini bisa mengakibatkan janin 'tercekik' karena suplai oksigen dari Moms ke janin terhenti. Gejalanya dapat diketahui melalui cardiotopografi (CTG). Mula-mula detak jantung janin kencang, lama-kelamaan malah menurun hingga di bawah rata-rata.
1.2.9             Kehamilan lewat waktu (postterm).
Kehamilan lebih dari 42 minggu.Jika kehamilan telah lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau, akibatnya cairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG dengan color doppler sehingga bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika demikian, maka kehamilan harus segera dihentikan dengan cara diinduksi. Itulah perlunya taksiran kehamilan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan melalui USG.
1.2.10        Infeksi saat hamil.
Moms, saat hamil sebaiknya menjaga kondisi tubuh dengan baik guna menghindari berbagai infeksi bakteri atau virus. Bahkan, demam tinggi pada Moms bisa mengakibatkan janin tidak tahan akan panas tubuh ibunya.
1.2.11       Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan. Kematian janin akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, melalui otopsi bayi. Jarang dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam kandungan. Selain biayanya mahal, juga sangat berisiko. Karena harus mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko besar janin terinfeksi, bahkan lahir prematur.
1.2.12    Harus segera dilahirkan.
Bila terjadi hal-hal di atas, segera periksakan diri ke dokter. Tentu dokter akan mengatasi penyebabnya sembari tetap memantau perkembangan janin hingga lahir. Misalnya bila terdapat infeksi, maka akan diobati infeksinya.Tetapi, apabila keadaan sudah sangat genting, seringkali dokter memutuskan agar janin segera dilahirkan atau lahir prematur guna menghindari terjadinya kematian janin. Jika bayi sudah terlanjur meninggal saat masih dalam kandungan, maka si bayi harus segera dikeluarkan. Persalinan sebaiknya dilakukan secara normal agar tidak terlalu berisiko bagi si Ibu. Tetapi bila ada penghalang, misal posisi bayi sungsang, ibu mengalami preeklampsia, plasenta previa dan sebagainya, maka operasi cesar terpaksa dilakukan. Janin yang meninggal sebaiknya jangan dibiarkan di dalam rahim lebih dari 2 minggu, sebab jika terlalu lama akan memengaruhi faktor-faktor pembekuan darah si Ibu. Zat pembekuan darah atau fibrinogen bisa turun dan menyebabkan darah agak sulit membeku. Bila ini terjadi, akan berakibat fatal kala ibu melahirkan. Jika fibrinogen rendah, maka perdarahan yang terjadi pada proses persalinan akan sulit berhenti. Bisa-bisa nyawa si ibu tidak tertolong akibat perdarahan tersebut.


2.      Hamil Ketergantungan Obat
2.1  Pengertian
                        Ketergantungan obat adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau mental ( psikologis ) atas kedua – duanya yang terjadi sebagai akibat pemakaian abat secara terus – menerus atau secara periodik.

2.2  Dampak Hamil Dengan Ketergantungan Obat
Pengunaan obat – obatan oleh wanita hamil dapat menyebabkan masalah baik pada ibu maupun janinnya. Janin akan megalami cacat fisik dan emosional. Setiap orang tentu menginginkan seorang bayi yang sehat dengan semua bagian badan terbentuk pada bagian yang tepat. Wanita hamil dengan ketergantungan obat umumnya takut melahirkan bayi cacat dan mencoba sebisa mungkin untuk menghindari zat – zat berbahaya yang mungkin membahayakan perkembangan bayi mereka. Banyak kebingungan dan kegelisahan tentang apa yang menyebabkan bayi cacat kerena pengaruh obat – obatan. Kalau terjadi keguguran dan ketidaknormalan bayi akan merasakan takut yang berlebihan, panik dan gelisah. Salah satu tindakan pada ibu hamil dengan ketergantungan obat yaitu : mengadakan hubungan dengan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan di mana ibu belajar menyesuaikan diri dalam menghadapi kehidupan.












3.      Hamil Di Luar Nikah
3.1  Pengertian
Remaja yang hamil di luar nikah menghadapi berbagai masalah psikologis, yaitu rasa takut. kecewa, menyesal, dan rendah diri terhadap kehamilannya 

sehingga terjadi usaha untuk menghilangkan dengan jalan gugur kandung. Gugur kandung mempunyai kerugian yang paling kecil bila dibandingkan dengan melanjutkan kehamilan. Syukur bila kehamilannya terjadi menjelang perkawinan sehingga segera dilanjutkan dengan pernikahan. Keadaan akan makin rumit bila pemuda atau laki-laki yang menghamili malah tidak bertanggung jawab sehingga derita hanya ditanggung sendiri dan keluarga. Keluarga pun menghadapi masalah yang sulit di tengah masyarakat seolah-olah tidak mampu memberikan pendidikan moral kepada anak gadisnya. Kehamilan di luar nikah masih tetap merupakan masalah besar di Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Masyarakat belum dapat menerima anak yang orang tuanya belum jelas, sehingga dianggap anak haram atau hasil perzinahan.

3.2 Kehamilan di luar nikah biasanya di akibatkan oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya berupa :
                  3.2.1                  Kekurangan kasih sayang yang di berikan oleh keluarga terhadap anak perempuannya akibat orang tua sibuk kerja, perceraian dan broken home.
                  3.2.2                  Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut memberontak untuk menunjukkan kedewasaannya.

4            Psecodoceisis
4.1  Pengertian
Hamil palsu atau dalam bahasa medis disebut dengan istilah pseudocyesis ini adalah satu keadaan di mana seorang wanita yang sebenarnya tidak hamil tapi merasa bahwa dirinya hamil. Gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita pseudocyesis ini sendiri memang layaknya seperti orang hamil sungguhan. Tidak menstruasi, mengalami mual-mual (morning sickness),ngidam, membesarnya kelenjar payudara dan bagian perut dan sebagainya.

Pada kehamilan pseudosiesis secara psokologis ada sikap yang ambivalen terhadap kehamilannya yaitu ingin sekali menjadi hamil, sekaligus di barengi ketakutan untuk merealisir keinginan punya anak, sehingga terjadi proses inhibisi. Keinginan – keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan untuk menghukum diri sendiri yang kemudian di kompensasikan dalam bentuk agresivitas, secara simultan, berbarengan muncul kesediaan untuk tidak menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka. Oleh komponen yang kontradiktif ini biasanya wanita tidak mau ke dokter untuk memeriksakan dirinya.
Meskipun memiliki gejala dan kebiasaan seperti layaknya ibu hamil, para penderita pseudocyesis (dikenal dengan sebutan pseudopregnancy) ini sama sekali tak ada janin di rahimnya, karena memang pada dasarnya dia tidaklah sedang hamil meskipun perutnya kian hari kian gendut seperti layaknya ibu hamil. Dan ketika di USG pun memang dalam rahimnya tidak ada apa-apa. Ini yang membedakan pseudocyesis dengan hamil anggur (Mola hidatidosa), karena untuk ibu yang mengalami hamil anggur, ketika di USG dalam rahimnya ada semacam gelembung-gelembung cairan bening seperti buah anggur atau gelembung udara.
Konon menurut beberapa penelitian, pseudocyesis ini penyebab utamanya adalah masalah emosional dan psikologis, seperti karena keinginan yang kuat untuk hamil, sehingga dirinya merasa mengalami proses kehamilan. Biasanya hal ini terjadi saat ada seseorang didekatnya ada yang sedang hamil. Hal inilah yang kemudian membuat ia seperti tersugesti bahwa dirinya pun sedang hamil.Salah sebuah penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara pseudocyesis dengan kelenjar pituitary (pusat produksi hormon selama kehamilan). Ketidakseimbangan hormon ini sering dipicu oleh stres dan kecemasan, sehingga dapat menyebabkan perubahan emosi dan psikologis yang mengarah pada kepercayaan atas sesuatu yang sangat diharapkannya. Perempuan yang mengalami kondisi ini sudah seharusnya melakukan konseling karena memang penyebab utamanya adalah soal emosional dan psikologis.
4.2  Tanda dan gejala
4.2.1        Gejala pseudocyesis mirip dengan gejala kehamilan yang benar dan sering sulit untuk membedakan dari itu. Tanda-tanda alam sepertiamenorea , morning sickness , payudara lembut, dan kenaikan berat badan semua mungkin ada. Banyak dokter profesional dapat ditipu oleh gejala yang terkait dengan pseudocyesis. Penelitian menunjukkan bahwa 18% wanita yang mengalami pseudocyesis berada di satu waktu didiagnosa hamil oleh profesional medis.
4.2.2        Tanda tanda dari pseudocyesis yang umum bagi semua kasus adalah bahwa pasien yang terkena yakin bahwa dia hamil. Distensi abdomen adalah gejala fisik yang paling umum dari pseudocyesis (60-90%). Perut mengembang dengan cara yang sama seperti halnya selama kehamilan, sehingga wanita yang terkena terlihat hamil. Gejala ini sering menyelesaikan di bawah anestesi umum dan perut wanita tersebut kembali ke ukuran normal.
4.2.3        Tanda fisik kedua yang paling umum dari pseudocyesis adalah ketidakteraturan menstruasi (50-90%). Perempuan juga dilaporkan mengalami sensasi gerakan janin dikenal sebagai mempercepat , meskipun tidak ada janin hadir (50-75%). Tanda-tanda umum dan gejala lain termasuk gejala gastrointestinal, perubahan payudara atau cairan, sakit tenaga kerja, pembesaran rahim, dan pelunakan leher rahim . Satu persen wanita akhirnya mengalami persalinan palsu . Untuk dapat didiagnosis sebagai pseudocyesis benar, wanita itu harus benar-benar percaya bahwa dia hamil. Ketika seorang wanita dengan sengaja dan sadar berpura-pura kehamilan, hal ini disebut sebagai kehamilan simulasi Gejala pseudocyesis juga bisa terjadi pada pria yang memilikisindrom Couvade .

5        Keguguran
5.1  Pengertian
Keguguran diartikan sebagai keluarnya janin atau persalinanprematur sebelum mampu untuk hidup. Resiko keguguran memiliki persentase sebesar 15% - 40% dari ibu hamil, dan 60-75% keguguran terjadi sebelum usia kehamilan 3 bulan. Namun jumlah kejadian atau resiko keguguran akan menurun pada usia kehamilan di atas 3 bulan.

5.2  Penyebab Terjadinya Keguguran

5.2.1        Adanya kelainan pada janin yang disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat dan dikeluarkan tubuh.
5.2.2        Adanya kelainan pada ibu, seperti kelainan pada sisterm hormonal (bisa hormon prolaktin yang terlalu tinggi atau progesteron yang terlalu rendah), sistem kekebalan tubuh, infeksi menahun, dan penyakit berat yang diderita si ibu hamil.
5.2.3        Adanya kelainan pada rahim. Kelainan yang paling umum terjadi adalah adanya miom (tumor jaringan otot) yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio. kelainan lain yaitu rahim terlalu lemah sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilandalam rahim yang terlalu lemah biasanya hanya mampu bertahan hingga akhir trimester pertama.
5.2.4        Penyebab lain adalah infeksi, seperti terkena virus TORCH, HIV, Hepatitis dll.
5.2.5        Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok, mengkonsumsi minuman keras, obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat gangguan kehamilan.
5.2.6        Perdarahan

Perdarahan adalah tanda yang paling umum. Perdarahan yang terjadi bisa hanya berupa bercak-bercak yang berlangsung lama sampaiperdarahan hebat. Kadang-kadang terdapat bagian jaringan yang robek yang ikut keluar bersamaan dengan darah. Misalnya, bagian dari jaringan dinding rahim yang terkoyak atau kantung ketuban yang robek.

            5.2.7          Kram atau Kejang Perut
Tanda ini rasanya mirip seperti kram perut pada awal datang bulan. Biasana kram ini berlangsung berulang-ulang dalam periode waktu yang lama. Kram atau kejang juga dapat terjadi di daerah panggul.
5.2.8   Nyeri Pada Bagian Bawah Perut
Rasa nyeri pada bagian bawah perut terjadi dalam waktu cukup lama. Selain di sekitar perut, rasa sakit juga dapat terjadi di bagian bawah panggul, selangkangan, dan daerah alat kelamin. Nyeri ini terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah muncul gejala perdarahan.


6        Perubahan dan Proses Psikologis Selama Kehamilan
6.1  Pengertian
Permasalahan psikologis selama masa kehamilan dan persalinan adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan atau pengurangan emosi, kepribadian, motivasi dan konsep diri yang terjadi selama masa kehamilan dan persalinan

6.2  Peristiwa dan proses psikologis dapat diidentifikasi sebagai berikut:
            6.2.1        Trimester Pertama
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan terhadap kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester pertama kehamilan.
6.2.2    Trimester Kedua
Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama. Pada trimester kedua relatif lebih bebas dari ketidaknyamanan fisik, ukuran perut belum menjadi suatu masalah, lubrikasi vagina lebih banyak dan hal yang menyebabkan kebingungan sudah surut, dia telah berganti dari mencari perhatian ibunya menjadi mencari perhatian pasangannya, semua faktor ini berperan dalam meningkatnya libido dan kepuasan seks.
6.2.3        Trimester Ketiga
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada waktu melahirkan dan merasa khawatir akan keselamatannya. Rasa tidak nyaman timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh, berantakan, canggung dan jelek sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari pasangannya, disamping itu ibu mulai sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil, terdapat perasaan mudah terluka (sensitif).

7            Reaksi-Reaksi Yang Berlebihan
7.1  Pengertian
Reaksi-Reaksi yang berlebihan merupakan proses alami yang pasti di alami oleh semua manusia, proses ini terjadi di karenakan ada rasa emosional yang meluap terhadap sesuatu hal sesuatu hal :
7.1.1        Reaksi Cemas
7.1.2        Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan
7.1.3        Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya karena gejala klinik yang ada, sangat tidak spesifik (twitching, tremor, berdebar-debar, kaku otot , gelisah, dan mudah lelah, insomnia)
7.1.4        Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom (palpitasi, sesak nafas, rasa dingin di telapak tangan, berkeringat, pusing, rasa terganjal pada leher)
7.1.5        Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang kadang upaya ini kurang memberi hasil tetapi prosedur ini sebaiknya paling pertama dilakukan
7.1.6        Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau kekurangan asupan kalori /gizi maka harus dilakukan rawat inap di rumah sakit.
7.1.7        Reaksi panik
7.1.7.1   Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode yang relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.
7.1.7.2   Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging, jantung berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati, atau merasa tidak tertolong lagi.
7.1.7.3   Pemeriksaan fisik menunjukan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, dan cepat dan takhikardi.
7.1.7.4   Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
7.1.7.5   Reaksi obsesif-kompulsif
7.1.7.5.1           Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan, rangsangan, atau pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa objek yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang kali.
7.1.7.5.2           Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang dikandung atau orang lain.
7.1.7.5.3           Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesif-kompulsif menjadi alasan untuk dirawat dirumah sakit atau dalam pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi cukup membantu untuk mengembalikan wanita ini pada status emosional yang normal.
7.1.7.5.4           Pada kasus yang berat diberikan diazepam 5 mg IV dan observasi ketat

7.1.8        Depresi berat
7.1.8.1   Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah, menyendiri penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.
7.1.8.2   Penelitian di RS Dr. Sutomo Surabaya (1999) menunjukan angka kejadian depresi pasca persalinan (Postpartum Blues) sebesar 15,2% (persalinan fisiologis) dan 46,2% (persalinan patologis).
7.1.8.3   Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkomunikasi, kurang perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu.
7.1.9        Reaksi mania
7.1.10    Reaksi mania ditandai dengan rasa gembira yang berlebihan (eforia), mudah terangsang, hiperaktif, banyak bicara (logore), mengganggu dan rasa percaya diri yang berlebihan.
7.1.11    Reaksi mania dalam kehamilan merupakan masalah yang cukup rumit karena obat lithium karbonat, dapat menimbulkan berbagai akibat yang merugikan pada janin (Ebstein’s abnormality, kelemahan tonus otot dan menurunnya kemampuan menghisap pada bayi yang baru dilahirkan).
7.1.12     
7.1.13    Pasien-pasien yang terkontrol pada saat hamil, cenderung mengalami episode mania pada 7-14 hari saat pasca persalinan.
7.1.14    Skizofrenia
7.1.14.1                       Skizofrenia ditandai dengan gangguan proses berpikir, persepsi dan realita. Pada tingkat tertentu, dapat dijumpai halusinasi, waham kebesaran, gangguan bicara dan hilangnya asosiasi dan realita dan lingkungan sekitarnya.
7.1.14.2                       Obat untuk penderita skizofrenia diekskresi melalui ASI sehingga tidak dianjurkan untuk menyusui bayinya. Bila psikofarmaka tidak dapat digunakan, dapat digunakan terapi kejut listrik (ECT)
7.1.15    Rasa kehilangan
7.1.15.1                       Rasa kehilangan merupakan adaptasi dari kemarahan, kekecewaan dan kesedihan yang harus dihadapi dan diatasi.
7.1.15.2                       Lakukan konseling dan minta pasangan tersebut untuk memutuskan apa yang terbaik bagi yang mereka (menyimpan hasil konsepsi, menyaksikan cacat yang terjadi, mendekap janin yang telah dilahirkan, meminta otopsi ) agar proses adaptasi terhadap berjalan baik.
7.1.15.3                       Beri kesempatan (paling tidak 6 bulan) untuk resolusi, sebelum memulai kehamilan berikutnya.


2.2    Hal – Hal yang Dapat Mengatasi Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan.

1.      Mengetahui efek samping obat yang dikonsumsi
       Obat-obatan tertentu yang dikonsumsi secara rutin dapat menyebabkan efek samping bagi tubuh dan janin, ada baiknya sebelum kita membeli atau memakai obat, kita harus mengetahui bahan apa saja yang digunakan pada obat tersebut.
2.      Pengobatan
Karena pseudocyesis tidak dikenal memiliki penyebab fisik langsung yang mendasar, tidak ada rekomendasi umum tentang pengobatan dengan obat-obatan. Dalam beberapa kasus, pasien dapat diberikan obat untuk gejala seperti berhentinya menstruasi. Ketika beberapa pasien yang mengalami pseudocyesis telah mendasari masalah psikologis, mereka harus dirujuk ke psikoterapis untuk pengobatan masalah ini. Hal ini penting pada saat yang sama, untuk mengobati profesional tidak untuk meminimalkan realitas gejala fisik pasien. Perlakuan yang paling berhasil adalah menunjukkan kepada pasien bahwa ia tidak benar-benar hamil dengan menggunakan USG atau teknik pencitraan lain. Ada laporan dari pasien yang sembuh dari pseudocyesis oleh hipnosis , pencahar , pijat , opioid , atau setelah sembilan bulan gejala, dengan mengalami "melahirkan histeris," tapi ada sedikit data tersedia pada efektivitas prosedur ini atau mirip.
3.      Informasi
Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
4.      Komunikasi dengan suami
Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri Anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
5.      Rajin chek up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
6.      Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
7.      Jaga Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan. 6. Kurangi Kegiatan Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
8.      Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
9.      Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan,
melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
10.  Latihan Pernafasan
 Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.




DAFTAR PUSTAKA

1)      Varney H, dkk. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC. Halaman 501-04.
2)      Wulandari, Diah (2009). Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Offiset. Halaman 86-95.
3)      Priyanto A,. (2009). Komunikasi dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 49, 73-4
4)      Sumarah, dkk. (2008). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya. Halaman 55
5)      Andriana, E. (2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer . Halaman 25-9
6)      Sarwono, P. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI. Halaman 327-31
7)      Anonim, (Online). (http://makalah-untuk-bidan.blogspot.com/2008/05/.Keguguran.html, diakses 14 Maret  2012)
8)      Anonim, (Online). (http://makalah-untuk-bidan.blogspot.com/2008/05/.kehamilan-ketergantungan-obat.html, diakses 14 Maret  2012)
9)      Anonim, (Online). (http://makalah-untuk-bidan.blogspot.com/2008/05/. Hamil-yang-tidak-diinginkan.html, diakses 14 Maret  2012)
11)  Azhari, 2002, Psikologi Kehamilan. (Online). (http://digilib.unsri.ac.id/download/kehamilan-janin-mati.pdf, diakses 14 Maret  2012)
12)  Medicastore. 2010. Kehamilan. (Online). (http://Medicastore.com/2010/01/02/Pregnancy,html diakses 14 Maret 2012)